Wednesday, September 24, 2008

pengembangan diri

Serial # 58: Pengembangan Diri



Sebelum terjun kedunia penjualan, seorang calon pengusaha atau penjual harus terlebih dahulu yakin, bahwa dirinya mampu untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia harus memiliki kepercayaan diri yang besar untuk dapat berkomunikasi dengan orang banyak dan sanggup mempengaruhi orang lain untuk membeli produknya melalui teknik-teknik pendekatan yang jitu.



Oleh karena itu, untuk bisa menjadi pengusaha atau penjual, diperlukan kualitas atau nilai-nilai tertentu. Yang pertama sekali adalah inisiatif. Ini mutlak diperlukan, karena kondisi seorang pengusaha atau penjual berbeda dengan kondisi seorang karyawan. Aktivitas seorang karyawan ditentukan, diarahkan dan digerakkan oleh atasannya. Sehingga, bila suatu waktu yang bersangkutan merasa malas, bingung atau tidak tahu apa yang harus dilakukan, maka atasannya itulah yang akan memberikan pengarahan dan dorongan untuk bekerja.



Pengusaha dilain pihak, adalah orang yang bebas. Tidak ada siapa pun yang akan memerintahkannya bekerja, mengarahkan atau membimbing. Jika ia tidak bergairah mengerjakan sesuatu dan memilih bermalas-malas, tidak ada yang akan melarang. Namun risikonya, ia mungkin akan kekurangan penghasilan atau bahkan tidak mendapatkannya sama sekali. Oleh sebab itu, hanya inisiatiflah yang merupakan andalan satu-satunya bagi para pengusaha dan penjual, agar mereka bisa bekerja secara aktif mencari pelanggan dan mendapatkan order. Inisiatif yang murni datang dari dalam diri sendiri berperan sebagai atasan bagi mereka yang berwiraswasta. Aktif, dalam arti “jemput bola”, ditambah dengan inisiatif yang bersifat progresif, pada akhirnya akan membentuk seseorang menjadi proaktif.



Yang kedua adalah kegigihan. Semua kesuksesan datang sebagai hasil sebuah kegigihan. Charles Albert Poissant dalam bukunya “How To Think Like A Millionaire” menandaskan bahwa hanya kegigihanlah yang menjamin sebuah keberhasilan. Bukan bakat, karena kenyataannya begitu banyak orang berbakat yang tidak bisa sukses. Kejeniusan juga bukan faktor penjamin, karena orang jenius yang tidak berhasil juga amat banyak. Begitupun pendidikan, fakta berbicara bahwa dimana-mana terdapat orang berpendidikan yang hidupnya terlantar. Keterampilan ? Sama saja. Sangat sedikit dari mereka yang trampil bisa mencuat kepermukaan. Hanya kegigihan dan keuletan yang tidak lain merupakan bagian dari leadership !



Sebagaimana telah disinggung berulang-ulang pada bab-bab sebelumnya, orang yang gigih, ulet, proaktif, tidak akan jera hanya karena sebuah kegagalan. Kegagalan hanyalah sebuah unsur yang lumrah terdapat didalam sebuah proses panjang menuju keberhasilan. Setiap orang yang ingin maju, harus melalui persyaratan mutlak ini, laluilah serangkaian kegagalan terlebih dahulu, bangkit kembali dan maju terus. Ingatlah selalu proses jatuh bangunnya seorang anak kecil yang belajar berjalan, sebelum yang bersangkutan mampu berdiri dengan baik, dan berlari-lari dengan cekatan. Ingat juga bagaimana usaha seseorang yang ingin belajar mengendarai sepeda, dimana ia harus mengalami kejatuhan berkali-kali, sebelum menjadi mahir.



Nilai ketiga adalah ketekunan. Sering terjadi bahwa orang yang sebenarnya potensial untuk maju, akhirnya gagal mencapai cita-cita, karena tidak menyadari bahwa ketekunan merupakan salah satu syarat mutlak. Mengapa ? Karena, merintis usaha dan karir dalam hidup ini, tidak ubahnya seperti pekerjaan seorang wanita perajut yang ingin membuat tenunan kain panjang dari jalinan benang, helai demi helai mempergunakan keterampilan tangan. Kalau ia tidak memiliki ketekunan yang memadai, cepat bosan dan putus asa, maka sampai kapan pun kain tenunannya tidak akan selesai. Begitu pun dengan usaha. Pekerjaan hari demi hari, yang belum kelihatan sama sekali hasilnya untuk waktu yang cukup lama, bukanlah berarti tidak akan menghasilkan apa-apa dimasa depan.



Satu hari demi satu hari yang dilalui, merupakan sehelai benang yang disusul dengan sehelai lainnya untuk membentuk sebuah tenunan kain, yang baru kelihatan bentuknya nanti, setelah beberapa lama waktu berjalan. Kesabaran yang tinggi disertai keyakinan kuat, amat diperlukan. Jangan cepat jemu. Kejemuan akan segera menyebabkan seseorang menghentikan pekerjaan yang sedang digeluti untuk kemudian mengubah rencana beralih ke pekerjaan lainnya. Sayangnya, semua perjalanan karir akan memberikan suka-duka yang sama. Tidak ada kesuksesan yang datang hanya dalam waktu sekejap. Orang yang tidak tekun, tidak sabar, akan segera mengalihkan rencana kerjanya lagi dan lagi, begitu ia mendapat kenyataan bahwa suatu usaha tidak mendatangkan kemajuan yang berarti setelah beberapa waktu lamanya. Ia akan menganggap bahwa dirinya telah salah pilih. Akibatnya, walau memang bekerja keras, ternyata ia tidak pernah mencapai garis finish, karena selalu berputar-putar dari satu bidang usaha kebidang lainnya.



(..bersambung. .)